STRATEGI MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN NELAYAN MELALUI MODERNISASI PERIKANAN DI PUGER
Oleh: Solik Wahyuni
ABSTRAK
Melaut merupakan
kegiatan mencari ikan yang dilakukan oleh para nelayan untuk bertahan hidup. Karena melaut tidak
hanya sebagai tuntutan ekonomi semata tetapi juga sebagai tuntutan sosial,
karena kegiatan pencarian ikan dilakukan bersama- sama. Nelayan dan laut tidak
dapat dipisahkan. Namun dibalik itu Kondisi nelayan sekarang ini masih berada
dibawah garis kemiskinan disamping potensi laut yang melimpah. Ini karena
adanya kekeliuran dalam pembangunan masyarakat pesisir yang tidak tepat pada
apa yang sebenarnya di butuhkan para nelayan untuk meningkatkan pendapatannya.
Karena ketika melakukan proses produksi yang dibutuhkan para nelayan ini
bukanlah perlengkapan berupa makanan maupun kebutuhan lainnya melainkan alat
tangkap dan perahu yang memadai untuk
membantu produksi mereka melalui modernisasi
perikanan. Karena hal inilah penulis ingin mengetahui strategi meningkatkan
kesejahteraan melalui Modernisasi perikanan di Puger. Hal ini berkaitan dengan
masalah dan potensi yang ada di masyarakat
pesisir Puger dalam upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nelayan.
penulis mengambil acuan dari teori McClelland tentang motivasi untuk
meningkatkan n-Ach demi terciptanya peningkatan sektor ekonomi dalam suatu masyarakat. dari pengamatan yang
telah dilakukan melalui sumber berita dan beberapa literatur di peroleh hasil
bahwa pembangunan kesejahteraan masyarakat Puger melalui modernisasi perikanan
dapat dilakukan dengan melihat hal yang lain seperti kemungkinan adanya
distorsi dari modernitas yang akan menambah masalah dalam masyarakat Puger itu
sendiri. maka dari itu untuk mengembangkan penggunaan alat tangkap modern serta
perahu bermotor harus mempertimbangkan faktor manusia juga pada kontrol
terhadapnya dan lebih memfokuskan pada aspek pemerataan.
BAB 1.PENDAHULUAN
1.2
Latar
Belakang
Sekarang ini masalah
kemiskinan nelayan tetap menjadi masalah krusial yang menjadi dasar dalam
gejala- gejala sosial dalam kehidupan dunia sosial. Masalah masalah yang hadir
dalam ranah sosial paling banyak dilandasi oleh masalah yang berputar pada
sektor ekonomi, masalah keterbelakangan dan merujuk pada keterbelakangan
masyarakat nelayan dalam hal sumber daya manusia yang rendah tingkat kesehatan
yang rendah jumlah kelahiran yang banyak dan masih banyaknya angka buta huruf.
Sedangkan disisi kita melihat bahwa negara Indonesia sebagai negara maritim
dengan laut yang luas dan seisinya seperti ikan meliputi mutiara, kerapu,
kakap, baronang, bandeng, nila, lobster, kepiting, rajungan, teripang, abalone,
dan ikan hias, rumput laut dan sumber daya laut yang melimpah. Bahkan negara
ini dapat dikatakan sebagai negara yang memiliki sumber daya alam laut terkaya. Panjang
pantai 81.000 km ,Jumlah pulau 17.508 seta uas laut 2/3 wilayah Indonesia Namun
anehnya masyarakat pesisir masih hidup di bawah garis kemiskinan, mereka berjuang
keras untuk memenuh kebutuhan dasar yang meliputi sandang, pangan dan papan.
Itupun juga masih belum cukup apalagi untuk mencukupi kebutuhan yang lain
seperti kesehatan, pendidikan, rekreasi dan lain-lain.
Melihat kondisi yang demikian ini,
adanya potensi laut yang berlimpah tidak menjamin kesejahteraan nelayan, karena
sumber daya laut yang melimpah serasa tidak ada ketika para nelayan kita tidak
mampu untuk memanfaatkannya secara optimal. Maka melihat kondisi yang demikian
perlu dianalisis secara mendalam mengenai sebab mengapa kemiskinan nelayan
masih tetap terjadi disamping berlimpahnya sumber daya alam. Patut di cari tahu
sebenarnya yang perlu di benahi dengan adanya masalah ini. Mengentaskan masalah
kemiskinan tidaklah mudah terutama untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan
melalui peningkatan pendapatan atau kita ukur kesejahteraan itu dengan
menggunakan ukuran pendapatan per-kapita per tahun,maka diperlukan pembangunan
dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat nelayan melalui jalan terobosan
yang memungkinkan nelayan dapat memanfaatkan sumber daya laut secara optimal
dan dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Dalam upaya melakukan pembangunan
masyarakat nelayan yang kondisinya seperti yang telah dijelaskan diatas maka
dalam hal ini perlu dilakukan pembangunan yang berkaitan dengan sektor ini
dengan pemberian subsidi, perbaikan alat tangkap maupun perbaikan dalam sumber
daya manusianya. Dengan strategi yang akan di kembangkan di upayakan pada
bagaimana nelayan dapat meningkatkan pendapatan dengan penggunaan alat tangkap
yang lebih canggih dan lebih efisien. Hal ini akan sangat membantu meningkatkan
pendapatan nelayan dengan memanfaatkan sumber daya laut secara efektif dan
efisien. Namun harus tetap mendapat kontrol yang ketat supaya adanya
modernisasi perikanan ini tidak berimbas pada hal- hal yang negatif.
1.2 Rumusan Masalah.
Masalah kemiskinan pada masyarakat pesisir perlu
adanya penanganan yang serius dan perlu adanya program pembangunan yang
mengarah pada masalah tersebut, dalam hal ini penulis mengajukan masalah
A. Bagaimana
pembangunan masyarakat pesisir yang dilakukan melalui modernisasi perikanan di
Puger?
B. Bagaimana
modernisasi perikanan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir?
C. Apa
hal- hal yang menjadi masalah atau hambatan dalam melakukan modernisasi
perikanan?
BAB 2 PEMBAHASAN
Melihat
kondisi saat ini yang berkaitan dengan potensi dan masalah dalam masyarakat
pesisir, tidak dapat membuat kita tertutup mata, bagaimana nelayan dapat
memenuhi kebutuhan sehari- harinya. Karena pada dasarnya mengapa nelayan miskin
bukan di sebabkan karena miskin atau pengangguran seperti yang ada di kota-
kota besar, melainkan karena hasil kerja melaut mereka yang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari jadi inti permasalahan bukan terletak
pada etos kerja nelayan yang buruk melainkan, Cara mereka dalam menggali
potensi yang belum tepat dalam menggunakannya dan pendayagunaannya. Misi dalam
modernisasi perikanan meningkatkan mutu dari
sistem perikanan yang mengarah pada modernisasi alat tangkap baik yang
digunakan untuk penangkapan ikan di laut yang menggunakan perahu maupun untuk
perikanan tangkap yang menggunakan jaring. Selain itu modernisasi perikanan
akan di arahkan bagaimana mengolah hasil tangkapan sendiri jika sekarang ini
masih banyak nelayan yang menjual hasil tangkapan ikannya dalam bentuk mentah
langsung diekspor maka dengan adanya alat yang lebih canggih dan perbaruan alat
nelayan akan dapat mengolah sendiri hasil tangkapan ikan dalam berbagai bentuk
yang dapat menambah daya jual dari ikan tersebut.
Modernisasi
perikanan yang berorientasi dengan perbaikan alat tang nelayan melalui perahu
motor yang lebih saat menghemat biaya pembelian solar setidaknya dapat
mengurangi biaya dalam proses pengoperasian perahu saat kegiatan penangkapan. dengan
mulai dikembangkannya perahu nelayan seperti minitrawl, jaring porsen,dan jenis
alat tangkap modern lainnya akan dapat meningkatkan produktivitas perikanan.
Berbeda ketika mereka masih menggunakan alat tradisional seperti penggunaan
jaring payang (nelayan muncar) jaring Slerek ( nelayan Situbondo). Namun dengan
adanya modernisasi perikanan yang tidak seimbang akan menimbulkan maslah-
masalah yang besar seperti kemiskinan karena akan ada jenjang antara mereka
yang menggunakan alat tangkap dan mereka yang masih menggunakan tradisional.
Selain itu masalah yang lain timbul terkait dengan pengadaan alat tangkap
adalah konflik karena nelayan yang menggunakan alat modern akan menindas
nelayan yang. Kemudian dengan adanya modernisasi perikanan akan memungkinkan
adanya eksploitasi terhadap sumber daya laut. Karena naluri manusia adalah cenderung
menginginkan hal yang lebih. Karena sifat yang eksploitatif akan merusak
ekosistem laut namun itu semua tidak terjadi jika dilakukan secara tepat.
Strategi Pembangunan
Melalui Modernisasi Perikanan
Dalam upaya pembangunan masyarakat pesisir untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dapat dilakukan dengan beberapa cara,
namun untuk melkaukan strategi pembangunan setidaknya kita harus mengetahui
bagaimana pembangunan yang dapat
meningkatkan taraf hidup mereka, mengetahui kondisi di lapangan apa yang
dibutuhkan mereka sebenarnya. Karena proses pembangunan yang tidak diimbang
dengan kebutuhan yang sebenarnya maka tidak akan menimbulkan perubahan yang
berarti bagi masyarakat. Oleh karena pembangunan harus disesuaikan dengan
kondisi masyarakat dan yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. modernisasi
perikanan pada peningkatan penggunakan alat tangkap modern untuk meningkatkan
pendapatan nelayan. Misal banyak program pemberdayaan bagi masyarakat nelayan
sebagian besar mereka memberi nelayan makan dan pakaian untuk kebutuhan hidup
sehari- hari. Sebenarnya masyarakat nelayan tidak membutuhkan barang- barang
tersebut yang hanya terbuang sia- sia
karena pada dasarnya perilaku nelayan adalah konsumtif. Para nelayan suka
membelanjakan uangnya ketika mereka punya banyak uang, sehingga mereka akan
sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari ketika tidak masa ikan
karena mereka tidak punya tabungan. Uang
mereka sudah habis di belanjakan ketika mereka punya uang. Jadi dari sini
dapat terlihat apa yang sebenarnya para nelayan ini butuhkan. Dari pada ketika
ada program- program pemberdayaan kita membangunkan mereka runah yang bagus,
membelikan segala kebutuhan pokok mereka tetapi ini tidak akan mencukupi
kebutuhan hidup mereka karena bantuan yang di berikan belum tentu di gunakan
sebagaimana mestinya bisa juga di jual untuk membayar hutang- hutangnya atau
juga di gunakan untuk membeli beras dan lain lain. Jika akan terus dilakukan
seperti ini maka tidak akan membuat nelayan mandiri dan mampu mencukupi
kebutuhan hidupnya sendiri secara mandiri. Maka dari itulah melalui modernisasi
terhadap alat tangkap senantiasa akan meningkatkan jumlah produktivitas hasil
tangkapan.
Namun hal yang tidak boleh lupa
sebelum menerapkan modernisasi perikanan dengan meningkatkan jumlah alat
tangkap modern hal pertama anggap perlu di perhatikan adalah membangun faktor
manusia yaitu memperbaiki kualitas sumber daya manusia supaya siap untuk
menerapkan penggunaan alat yang benar dan sesuai dengan yang diharapkan tidak
hanya pada penggunaan alat sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah produksi
tetapi juga bagaimana pendayagunaannya ketika ada peralatan modern tersebut
mampu digunakan cara optimal oleh para nelayan. Walaupun alat tangkap perikanan yang modern
diupayakan mampu meningkatkan jumlah produksi namun faktor manusia merupakan
faktor yang paling dominan, bagaimana supaya dengan adanya modernisasi
perikanan tidak semakin menyempitkan ruang bagi mereka yang tidak mampu
menggunakan teknologi modern. Karena ketika ada modernisasi khususnya pada
penggunaan alat tangkap yang lebih modern dengan yang sangat mahal ini hanya
dapat dinikmati oleh orang yang memiliki modal besar dan banyak uang dan bagi
mereka kelas bawah yang tidak memiliki banyak uang tetap menggunakan peralatan
modern dan semakin sempit areanya karena terdesak oleh mereka yang menggunakan
peralatan modern. Maka yang terjadi adalah munculah penindasan baru dengan
adanya alat tangkap modern ini.
Mereka
yang mampu membeli akan semakin kaya dan
jumlah produksinya besar dan tidak kuat untuk membeli alat tangkap modern yang
mahal akhirnya mereka tetap menggunakan alat tangkap tradisional dengan hasil
melaut yang semakin sedikit karena sudah terkuras oleh alat- alat modern yang
umumnya menggunakan perahu- perahu besar.
Dan
yang terjadi kemudian adalah kemiskinan pada masyarakat nelayan yang semakin
meningkatkan karena akibat dari modernisasi perikanan yang menghasilkan alat-
alat modern yang mahal dan hanya mampu dibeli oleh mereka yang memiliki uang
yang cukup. Maka dari itulah bagaimana penerapan pembangunan adalah yang
disesuaikan dengan kondisi masyarakatnya. Disisi lain yang kaitannya dengan
faktor manusia adalah ketika mereka tidak siap dengan adanya modernisasi
perikanan maka pengadaan alat tangkap modern juga tidak akan berjalan secara
efektif dan efisien bahkan akan dapat salah sasaran.
Ketika masyarakat pesisir menerima
adanya pengadaan alat tangkap seperti jaring porsen karena sumber daya manusia yang rendah mereka tidak
mengetahui bagaimana cara menggunakannya maka dirasa akan percuma maka dari itu
membangun faktor manusia di rasa penting dalam menerapkan modernisasi perikanan
bagi para nelayan. Jadi harus ada dorongan yang tinggi untu berprestasi supaya
dapat menggunakan teknologi modern dengan optimal. Hal ini senada dengan apa
yang dikatakan oleh David McClelland
tentang n- Ach atau dorongan untuk berprestasi . McClelland mengatakan bahwa jika
dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang mamiliki n-Ach yang tinggi, dapat
diharapkan masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. seperti penelitian yang telah dilakukannya tentang pada para nakhoda
yang telah membuat karya melalui sebuah puasi dan pidato ataupun nyanyian yang menyuarakan bentuk bentuk
optimisme dan adanya semangat n-Ach. Jika
dikaitkan dengan kondisi masyarakat nelayan saat ini berkaitan dengan
bagaimana nelayan memiliki motivasi dan dorongan yang kuat untuk meningkatkan
ekonominya dan berani mengambil langkah untuk mengawalinya. Termasuk ketika
terdapat pembangunan melalui modernisasi perikanan ini ketika para nelayan ini
memiliki motivasi yang tinggi hal ini akan sangat cepat untuk merambah dan
berkembang dalam dimensi kehidupan nelayan nelayan di Indonesia.
Namun
kita tidak dapat menelan mentah apa yang dikatakan oleh McClelland bhwa semakin
tingginya n-Ach akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Karena apakah
kesimpulan tersebut dapat diterapkan dalam konteks Indonesia khususnya pada
masyarakat pesisir di Indonesia seprti Puger, Muncar, Pasirian dan sebaginya.
Karena n-Ach tidak dapat ditularkan begitu saja tetapi bagaimana prasarana yang
dibutuhkan juga tersedia sehingga dapat memicu masyarakat untuk beker keras.
Misalkan saja dalam kehidupan masyarakat pesisir Puger ketika adanya salah satu
nelayan yang memiliki motivasi tinggi untuk meningkatkan pertumbunhan
ekonominya namun yang permasalahan sekarang ini adalah masyarakat modern yang
cenderung menjadi masyarakat satu dimensi atau masyarakat yang menjadi
berlomba- lomba untuk mendapatkan uang. Dan hal seperti inilah yang sebenarnya
menjadi sumber dari gagalnya modernisasi dan hanya dapat dinikmati oleh
komunitas tertentu. Namun dengan adanya modernisasi yang juga memberdayakan
faktor Sanusi untuk dorongan ekonomi moral dan etika. Bagiamana para nelayan
puger nantinya tidak masuk dalam masalah yang sama seperti yang telah terjadi
sebelumnya pada masa pemerintahan
Soeharto atau lebih tepatnya pada zaman OrdeBaru
Prediksi Mengenai Hasil
Dari Adanya Modernisasi Perikanan
Melalui strategi
pembangunan dengan memfokuskan pada penggunaan alat tangkap modern baik dalam
alat tangkap berupa jaring maupun alat tangkap yang berupa perahu bermotor akan
meningkat hasil produksi perikanan. Termasuk juga dalam perikanan darat seperti
budi daya udang. Didaerah puger dengan usaha tambak udang seluas 500 ribu
hektare dengan produktivitas rata-rata dua ton per hektare per tahun, akan
menghasilkan satu juta ton udang dan devisa 6 miliar dolar AS per tahun –setara
dengan total devisa dari seluruh ekspor tekstil. Tenaga kerja yang terserap
sekitar 3 juta orang. Akan membawa dampak yang signifikan dalam perekonmian
masyarakat nelayan. Namun hal ini harus tetap diiringi oleh kontrol pemerintah
supaya ada batasan bagi para nelayan dalam menggunakan alat- alat dan
pembangunan secara merata bagi ekonomi
para nelayan. Peralihan ini juga tidak dapat dilakukan secara cepat
nemun secara perlahan
Semakin banyaknya nelayan yang menggunakan
perahu bermotor dalam kegiatan melaut akan dapat merubah bagaimana adaptasi
nelayan tersebut bagaimana masyarakat nelayan tidak lagi melihat kegiatan
melaut sebagai alat untuk memehnuhi kebutuhan subsiten tetapi juga bagaimana
dapat menyimpan uang untuk kebutuha n pendidikn, rekreasi dan kesehatan dengan
adanya moderinasi perikanan di prediksi akan membawa dampak dalam sektor
ekonomi nelayan yang berkaitan dengan.
a.
Peningkatan Produksi Perikanan
Dengan adanya pembangunan dalam masyarakat pesisir,
melalui modernisasi perikanan pada penggunaan alat-alat perikanan tangkap
maupun perikanan darat. Seperti penggunaan perahu bermotor yang lebih dapat
menampung hasil tangkapan yang lebih banyak dengan kualitas produksi yang lebih
baik. potensi dalam sumber daya laut yang biasanya hanya di berskala lokal kini
berubah menjadi berorientasi ada kebutuhan pasar. dengan peningkatan hasil produksi
perikanan secara tidak langsung akan memberikan daya tawar bagi para investor
yang masuk. ketika hasil produksi perikan akan semakin mempererat hubungan
kerja sama antar sesama nelayan. Maka dalam aspek ini modernisasi tidak hanya
pada dimensi ekonomi tetapi juga moral serta etika.
b.
Peningkatan pendapatan nelayan.
Peningkatan pendapat nelayan ini juga tidak terlepas
dari meningkatnya jumlah produksi perikanan. Namun ketika di bandingkan dengan
adanya hukum permintaan dan hukum penawaran yang menyatakan bahwa ketika barang
yang tersedia semakin besar maka hara akan semakin turun. Jika hal ini benar
terjadi maka tetap saja nelayan akan merugi. Namun jika ini ditangani dengan
baik dan dijaga elektabilitasnya maka yang terjadi adalah semakin meningkatnya
pendapatan nelayan sehingga tidak akan terjadi lagi kemiskinan dalam nelayan.
c.
Tersedia lapangan kerja baru.
Selama masalah modernisasi menjadi problematika karena
adanya dampak yang di bawanya termasuk terjadinya kesenjangan ekonomi dan
potensi konflik. Namun hal ini tidak dapat sepenuhnya karena adanya modernisasi
dalam penggunaan alat tangkap maupun penggunaan perahu bermotor. Ini berkaitan
dengan mental para nelayan. Sebenarnya jika modernisasi ini dinilai dan
dijalankan sebagaimana mestinya akan mudah berkembang pesat dapat mengurangi
para nelayan yang tidak bekerja melaut yakni dengan membuat perahu dan mengolah
hasil pasca penangkapan.
Masalah Dan Hambatan Dalam Menjalankan Modernisasi Perikanan Di Puger
Penilaian positif pada makna laut lebih pada aspek
ekonomis dan sosial. Tingginya persentase penilaian positif makna budaya yang
menunjukan bahwa nelayan masih menempatkan laut sebagai kerangka kepentingan
sosial dan budaya mereka yang tidak kalah penting dengan kepentingan ekonomis.
Jadi ketika adanya penolakan terhadap modernisasi dalam upaya pembangunan
masyarakat pesisir, kemudian mereka lebih menekankan pembangunan itu pada
subsidi pada kebutuhan pokok dalam masyarakat. Ini dapat dikatakan sebagai
pemahaman yang keliru. Karena pemberian subsidi terhadap proses produksi
perikanan itu hanya bersifat sementara dan semakin membuat para nelayan terlalu
dimanjakan serta para nelayan tidak bisa mandiri sedangkan ketika pembangunan
ini diarahkan dalam penggunaan alat tangkap yang digunakan nelayan lebih
produktif ini akan memiliki dampak yang jangka panjang dan berkelanjutan.
Namun
yang menjadi masalah sekarang ini adalah karena adanya beberapa faktor naik itu
karena teknis, kebijakan, hukum , kelembagaan ekonomi dan politik.
Dari aspek teknis meliputi
A.
Hasil tangkapan nelayan per perahu atau per nelayan masih rendah;
produktivitas budidaya ikan tambak masih sangat rendah ( 0,96 ton/orang
th.1996; 0, 92 ton/orang th. 1997) (Ditjen Perikanan Deptan).
B.
Kemampuan memasarkan produksi perikakanan masih lemah
C.
Harga faktor produksi perikanan
masih mahal dan fluktuatif.
Dari aspek kebijakan meliputi
A.
Belum ada kebijakan yang membatasi jumlah penangkapam ikan di kawasan
perairan (laut) tertentu.
B.
Belum ada tata ruang yang mengakomodasi lahan usaha budidaya perikanan
sebagai kawasan khusus yang bebas dari konversi dan bahaya pencemaran; dan
pengaturan penjarangan (spasing) usaha budi daya perikanan di suatu kawasan.
C.
Belum ada kebijakan tentang kredit murah dan lunak untuk usaha perikanan
tangkap, budi daya dan industri pengolahan.
Dari aspek hukum dan kelembagaan meliputi
A.
Implementasi dan penegakan hukum (law inforcement) di bidang perikanan
masih lemah; sanksi hukum bagi perusak lingkungan belum bisa menimbulkan efek
jera.
B.
Belum ada kelembagaan yang dapat menangani kompleksitas dan kerumitan
masalah perikanan; dan birokrasi perijinan yang panjang.
KESIMPULAN
Seperti yang telah menjadi bahasan umum mengenai
kondisi masyarakat pesisir Puger masih belum dapat dikatakan mampu mengolah
potensi sumber daya laut yang ada. Pada dasarnya modernisasi memang dirancang
untuk menjadikan masyarakat dapat hidup menjadi lebih baik. Modernisasi dengan
kemajuan dibidang teknologi yang ada pada masyarakat nelayan tentu diharapkan
akan bisa membuat nelayan menjadi lebih baik. Meski modernitas yang saat ini
dibangun masih banyak distorsi yang seolah-olah menganggap bila modernisasi
tersebut banyak membawa keburukan, misalnya modernisasi dituduh telah
menciptakan polarisasi atau jurang pemisah antar orang kaya dan orang miskin.
Sebenarnya itu semua bukanlah tujuan dari proyek modernitas yang dibangun saat
ini. Modernitas yang demikian itulah yang dinamakan sebagai modernitas yang
terdistorsi, yakni modernitas ala kapitalisme yang terlegitimasi lewat campur
tangan negara.
Dalam
dunia kemaritiman, modernisasi tentu tidak ditujukan demikian. Modernisasi
ditujukan untuk membuat kehidupan nelayan bisa menjadi lebih baik. Jika dahulu
ketika nelayan yang masih tradisional menggunakan alat-alat yang masih
sederhana dalam mencari ikan, saat ini nelayan dapat menggunakan alat modern
dalam menangkap ikan. Sehingga, mereka tidak terlalu sulit lagi dalam mencari
ikan. Namun demikian, pendidikan pada masyarakat untuk menjadi bijak dalam
menggunakan alat-alat modern haruslah dilakukan. Alat-alat modern yang mereka
gunakan bukan diperuntukkan untuk menghabiskan atau merusak habitat ikan. Namun
alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah mereka dalam mencari ikan.
Penggunaan yang bijak pada alat tersebutlah yang harus mereka pahami agar dunia
maritim yang mengalami modernisasi dapat terus berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Kusnadi.2002.Konflik Sosial
Nelayan: Kemiskinan Dan Perebutan Sumber
Daya Perikanan. Yogyakarta: LKiS
Yogyakarta
Satria, Arif.2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir.Jakarta:PT
PUSTAKA CIDESINDO.
Kusnadi.2003.Membela Nelayan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Purwanto, Hery. 2007.Strategi Hidup
Masyarakat Nelayan.Yogyakarta: LKiS Yogyakarta
Kusnadi.2000.Perempuan
Pesisir.Yogyakarta: LKiSYogyakarta
Internet:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar